Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Purworejo mengaji Kitab Muqoddimah Ibnu Khaldun pada Kamis (08/05/2025) bertempat di Sekretariat Cabang PMII Purworejo bertemakan “Sejarah Bukan Hanya Sekedar Cerita Kemarin Sore” sebagai upaya kolektif untuk mereaktivasi keilmuan sejarah.
Kajian ini di hadiri Wachid Arrof M. sebagai pemantik, Imam Santoso Ketua I Bidang Kaderisasi PC PMII Purworejo, Misbahul Anam Ketua Komisariat PMII An-Nawawi, Muhammad Fadhil Ketua Rayon Maisur Sindi, Riko Nur Fikri Ketua Rayon Damanhuri, dan anggota-kader PMII Purworejo.
Wachid Arrof memaparkan Kitab Muqoddimah Ibnu Khaldun ini berisi tentang fase sejarah, kriteria, dan unsur-unsur sejarah.
“Sejarah adalah fenomena yang terjadi pada masa lampau. Berhubungan dengan keadaan politik, sosial budaya, sebab akibat suatu fenomena, dan pengaruh terhadap masyarakat. Adapun fase sejarah terbagi menjadi tiga; fase primitif, fase peradaban desa, dan fase kemegahan,” tutur Wahid.
Ia juga memaparkan bahwa menurut Ibnu Khaldun, taqlid buta dan kejumudan adalah faktor utama mundurnya suatu peradaban.
“Termasuk faktor kemunduran suatu peradaban ialah taqlid buta dan kejumudan. Taqlid buta berarti mudah percaya terhadap narasi sejarah tanpa analisis kritis dan kejumudan di sini berarti kaku dan tidak adaptif terhadap konteks dari suatu narasi sejarah,” jelas pemantik yang juga Sekretaris PC PMII Purworejo itu.
Usai pemantikan materi, berlanjut ke sesi diskusi. Diskusi mengalir deras dengan saling bertabraknya narasi-narasi dan pendapat-pendapat anggoya-kader yang sama-sama serius mempertahankan argumentasinya. Ngaji pun berjalan lancar, dengan antusias tinggi para anggota-kader, dari acara awal hingga akhir.
Imam Santoso Ketua I Bidang Kaderisasi PMII Purworejo berharap agar ngaji ini dapat meningkatkan semangat kolektifitas dan dapat mengidupi kembali keilmuan sejarah sebagai basis pengetahuan PMII Purworejo.
“Dengan terlaksananya ngaji sesi pertama ini, diharapkan bisa meningkatkan semangat kolektifitas anggota dan kader PMII Purworejo dalam berproses di jenjang kaderisasinya masing-masing serta bisa mengidupi kembali keilmuan sejarah sebagai basis pengetahuan lokal PMII Purworejo,” sebut Imam.
Sebagai informasi, ngaji ini dimulai dengan tawassul, dilanjutkan sesi pemantikan materi dan diskusi serta diakhiri dengan kepungan, upaya melestarikan sejarah dan budaya Islam Nusantara.
Penulis: Tim Redaksi To Care
0 Komentar