Apa yang kamu ketahui mengenai wanita? Rumit? Penuh misteri? Ya, benar. Banyak yang mengatakan demikian rupa, bahkan banyak manusia yang tak pernah mendapatkan jawaban pasti mengenainya. Tapi perlu kamu ketahui bahwa wanita adalah sosok yang baik, sabar, dan penyayang.
Jika kita lihat dari bilik sejarah Abul Basyar (baca: Bapak Manusia, Adam) dengan istrinya yaitu Dewi Hawa, wanita itu mudah terbujuk rayu setan, bahkan menjadi penggoda Nabi Adam untuk memakan Buah Khuldi di Taman Eden yang pada akhirnya mereka dikeluarkan oleh Allah Swt. dari surga-Nya dan diturunkan ke bumi dengan penyesalan masing-masing diri. Tapi perlu dipahami juga dari cerita Hawa, bahwa wanita ditakdirkan menjadi seorang ibu yang dari rahimnya keluar manusia hingga sebanyak ini sekarang, dimulai dari Qabil, Habil, Labuda, dan Iqlima.
Di kancah manusia dewasa terdapat asumsi bahwa wanita adalah sosok yang lemah dan selalu bergantung pada seorang pria. Nyatanya tidak, karena telah terbukti jikalau di muka bumi ini banyak perempuan-perempuan tangguh yang bisa menempati posisi laki-laki sebagai seorang pemimpin dalam suatu negara. Seperti Ratu Jay Shima, Pramodhawardhani, Ratu Kalinyamat, Nyimas Gandasari dan masih banyak lagi perempuan tangguh di muka bumi yang kamu tinggali.
Ratu Jay Shima memimpin Kerajaan Kalingga semenjak kemangkatan suaminya yaitu Kartikeyasingha pada tahun 674 hingga 695. Namanya begitu tersohor karena di masa kepemimpinannya Kalingga mencapai puncak kejayaan di mana rakyatnya hidup dalam kemakmuran dengan hukum yang sama runcingnya tanpa membedakan kasta. Bahkan ketika anaknya melakukan kesalahan, Ratu Shima menjatuhkan hukuman yang setimpal atas apa yang dilakukan anaknya.
Perempuan yang bukan sekedar berperan mengatur rumah tangga tetapi mengatur negara sebagai seorang ratu juga dilakukan oleh Pramodhawardhani putri Samaratungga yang menjadi Ratu di Kerajaan Medang pada 819. Berkat kehadirannya, Candi Kamulan I Bhumisambhara atau yang kita kenal dengan Candi Borobudur diresmikan dan termasuk salah satu keajaiban dunia pada masa sekarang.
Kemudian kita refleksikan mengenai kisah Ratu Kalinyamat yang dengan gagah berani melawan Portugis meskipun telah mengalami kekalahan pada penyerangan di Malaka dalam dua masa. Ratu Kalinyamat yang bernama lain Retna Kencana yang merupakan Bupati Jepara ini dipandang oleh orang Portugis sebagai sosok yang gagah, berani, dan tidak takut mati. Bahkan Portugis mencatatnya sebagai “Rainha de Japara, senhora poderosa e rica, de kranige dame” yang artinya “Ratu Jepara, seorang wanita yang kaya dan berkuasa, seorang perempuan pemberani”.
Kisah perempuan-perempuan tangguh yang terpaparkan tadi membuktikan bahwa hidup wanita tak selalu bergantung pada seorang pria. Tapi mereka menyandang predikat wanita yang dalam pemahaman orang-orang jawa ‘wani ditata’ dan ‘wani nata’. Wani ditata maksudnya bahwa wanita wajib mendengarkan petuah baik dari suami, sedangkan wani nata di sini dimaksudkan jika wanita harus mampu memberi pertimbangan atas keputusan suami demi kebaikan bersama. Ketika simbiosis mutualisme antara pria dan wanita terlaksana dengan baik maka akan tercapai stabilitas dalam kehidupan berumah tangga. Sebaliknya, bila dua unsur tersebut tidak terjalin dengan baik maka akan tercipta petaka yang bisa menghancurkan rumah tangga, negara, bahkan dunia.
Kisah perempuan-perempuan tangguh yang terpaparkan tadi juga memberi gambaran bahwa wanita bukan sekedar ‘kanca wingking’ (istri yang pekerjaanya hanya di dapur dan sumur), ‘isi-isining omah’ (istri sebagai pelengkap dalam rumah tangga), maupun partner sex, tetapi wanita bisa menjadi orang pertama yang berperan sebagai pemimpin di dunia. Namun perlu kau ketahui seorang pemimpin negara bukan sembarang wanita, melainkan dia yang memiliki sifat kepemimpinan yang baik, adil, bijaksana serta mementingkan urusan bersama daripada urusan pribadi, juga wanita yang memiliki semangat perjuangan memajukan negara dan rakyatnya.
1 Komentar
lanjutkan bati
BalasHapus